Because We are a human
Berikut adalah analisis yang bertujuan untuk menjadi menyeluruh, berpotensi menantang, tetapi didasarkan pada wacana ilmiah.
Tujuan Agama:
Secara psikologis, agama memberikan jawaban atas pertanyaan eksistensial tentang kehidupan, kematian, penderitaan, dan tujuan. Agama menyediakan kerangka kerja untuk memahami keberadaan manusia dalam kosmos yang mungkin tampak kacau atau tanpa makna.
Agama biasanya memberikan kode etik atau perintah yang membimbing perilaku pribadi. Aspek ini dapat dilihat sebagai mendorong perkembangan pribadi dan stabilitas sosial tetapi juga bisa menjadi pembatas terhadap otonomi individu jika diinterpretasikan secara sempit atau dogmatis.
Agama dan Kebebasan Berkehendak
Agama dan Kelimpahan:
Dalam Kristen kontemporer Barat, terutama di beberapa lingkaran evangelis, ada “injil kemakmuran” yang menghubungkan iman langsung dengan kelimpahan material. Teologi ini menyatakan bahwa Tuhan memberi hadiah iman, ketaatan, atau persepuluhan dengan kekayaan, yang bisa mengarah pada kritik signifikan mengenai eksploitasi dan manipulasi spiritual
Banyak tradisi agama menganjurkan kelimpahan yang lebih spiritual atau komunal daripada material. Misalnya, Budha mungkin membahas kelimpahan dalam hal pencerahan atau kedamaian batin, sementara kehidupan komunal dalam beberapa sekte agama mungkin menekankan sumber daya bersama daripada akumulasi individu.
Agama sering kali mengkritik materialisme atau pengejaran kekayaan demi kekayaan itu sendiri, kadang-kadang menampilkan kemiskinan atau kesederhanaan sebagai kebajikan
Ajaran agama telah secara historis membentuk atau dibentuk oleh sistem ekonomi. Misalnya, etika kerja Protestan (tesis Max Weber) menghubungkan keyakinan Calvinis dengan munculnya kapitalisme, mempromosikan ketekunan, hemat, dan reinvestasi keuntungan sebagai tanda dari termasuk dalam “terpilih”.